Apa yang paling dibutuhkan Ibu adalah Kesehatan Mental Mereka?

Oleh tim profesional kesehatan mental di ThoughtFull | Mei 12, 2022 | waktu baca 3 mnt
Mother_and_Son_play_with_wooden_building_blocks_at_home.jpg

Ibu modern terkenal karena keahliannya dalam menjalani peran sebagai pengasuh, pencari nafkah, dan pengurus rumah tangga. Ini ditambah dengan tekanan besar yang diberikan oleh masyarakat kepada perempuan untuk melakukan segalanya dan menjadi segalanya. Akibatnya, kesehatan mental seorang ibu sering kali diabaikan.

Oleh karena itu, mari kita tunjukkan apresiasi kita kepada ibu-ibu hebat dengan lebih memahami tantangan yang kompleks dalam menjadi seorang ibu, serta bagaimana kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik dalam perjalanan kesehatan mental mereka.

Tantangan yang Dihadapi oleh Ibu Modern

Mother_and_daughter_cooking_at_home.jpg

Menjadi seorang ibu adalah salah satu hal paling berharga yang akan dialami seorang perempuan. Namun, kita juga harus mengakui bahwa itu menghabiskan sumber daya fisik dan psikologis seorang perempuan. Meskipun demikian, masyarakat sering kali mengabaikan beban tak kasat mata yang harus dipikul oleh perempuan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1) Keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan, dan keluarga

Masyarakat mengharapkan ibu membesarkan keluarga seolah-olah mereka tidak memiliki karir. Ibu juga bekerja tanpa lelah seolah-olah mereka tidak mempunyai anak. Mereka menanggung beban "tugas tak kasat mata", mulai dari mengatur jadwal keluarga dan mengelola keuangan rumah tangga, hingga mengurus kebutuhan emosional keluarga mereka. Ekspektasi yang berlebihan ini sering kali membuat para ibu berjuang untuk menjaga keseimbangan kebutuhannya setiap hari dengan mengorbankan kelelahan.

2) Rasa bersalah sebagai ibu

Rasa bersalah sebagai ibu dimulai sejak masa kehamilan dan semakin memburuk ketika budaya kita mengajarkan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan dalam mengasuh anak. Rasa bersalah sebagai ibu sangat umum terjadi di kalangan perempuan yang bekerja profesional karena mereka perlu terus bekerja dan juga khawatir meninggalkan anak-anak mereka.

3) Gangguan tidur

Kurang tidur sudah menjadi hal umum dalam peran sebagai seorang ibu. Gangguan tidur seorang ibu dimulai sebelum bayinya lahir. Ini juga berlangsung hingga anak-anak mereka menjadi remaja yang pulang larut malam melewati waktu yang ditentukan. Selain itu, ibu-ibu cenderung menggunakan waktu malam sebagai waktu untuk bersantai atau menyelesaikan pekerjaan yang tidak dapat mereka lakukan saat siang hari.

4) Body Shaming

Media seringkali memperlihatkan ibu-ibu selebriti cantik dengan tanpa bekas stretch mark dan tidak kelebihan berat badan setelah melahirkan. Bahkan, keluarga dan teman-teman cenderung menekan mereka untuk "menghilangkan berat badan setelah melahirkan". Hal ini sangat mempengaruhi rendahnya rasa percaya diri para Ibu, kebencian terhadap diri sendiri, dan dalam kasus yang ekstrem, gangguan makan.

5) Trauma terkait kelahiran

Pada tahun 2015, Dr. Cheryl Beck bahkan menerbitkan sebuah penelitian yang disebut "The Ever-Widening Ripple Effect" yang menjelaskan berbagai cara trauma melahirkan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk gangguan stress pascatrauma (PTSD), depresi pascapersalinan, masalah menyusui, dan ketakutan akan persalinan berikutnya. Dari penelitian tersebut disebutkan hampir 50% perempuan pernah mengalami pengalaman melahirkan yang traumatis.

Memberikan Dukungan yang Dibutuhkan oleh Para Ibu

Mother_And_Daughter_Looking_At_The_Photos_On_The_Tablet.jpg

Diskriminasi gender dan pengabaian yang dihadapi para ibu adalah masalah serius. Yang lebih buruk adalah bahwa lebih dari setengah ibu yang menderita depresi tidak mendapatkan pengobatan. Jika masalah ini terus berlanjut, ibu, keluarga, tempat kerja, dan masyarakat akan menghadapi konsekuensi yang memburuk. Oleh karena itu, perubahan diperlukan pada tingkat individu, organisasi, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan nyata.

1) Dukungan dari Pemerintah

Kebijakan publik untuk upah yang setara, cuti keluarga, perawatan kesehatan, dan tunjangan anak, adalah beberapa cara pemerintah nasional dapat mendukung kesejahteraan mental para ibu. Dengan program dukungan yang lebih baik, masalah kesehatan mental para ibu dapat diminimalisir dalam lingkup yang lebih luas. Hal ini juga memungkinkan para ibu untuk memiliki lebih banyak ruang lingkup untuk memperjuangkan kampanye yang mendukung keluarga dan kesetaraan gender.

2) Dukungan di tempat kerja

Tempat kerja harus berhenti dalam memberikan gaji terhadap perempuan lebih rendah dari laki-laki untuk pekerjaan yang sama, memberikan hukuman pada perempuan karena mengambil cuti, dan mendiskriminasi mereka karena lebih memprioritaskan keluarga mereka. Perubahan struktural dan ideologis diperlukan untuk mendukung realitas menjadi seorang ibu modern yang bekerja professional. Hal ini dapat melibatkan penyediaan kebijakan yang ramah terhadap orangtua seperti bantuan karyawan, penitipan anak di tempat kerja, dan cuti berbayar.

3) Dukungan keluarga

Apapun peran Kamu sebagai pasangan, saudara, anak, atau anggota keluarga lainnya, perhatikanlah tanda-tanda kesehatan mental Ibu. Bersikaplah empati ketika mereka mengungkapkan rasa frustasi dan ajak mereka untuk mencari dukungan professional jika diperlukan. Yang terpenting, pastikan semua orang di rumah memahami bahwa kita semua berada dalam ini dan menghadapinya bersama-sama. Berkontribusi secara adil dalam tugas-tugas rumah tangga akan bermanfaat bagi rumah tangga Kamu dan juga kesehatan mental semua orang di dalamnya.

4) Perawatan diri

Para Ibu membutuhkan waktu dan ruang untuk pulih dari masa kehamilan, melahirkan, mengasuh dan bekerja. Tidak peduli seberapa sibuknya, Kamu perlu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan Kamu. Sisihkan waktu setidaknya seminggu sekali untuk tidur cukup, memperbaiki nutrisi Kamu, atau berolahraga. Tidak ada salahnya juga untuk membicarakan kondisi Kamu dengan seorang teman, pasangan Kamu, atau ahli kesehatan mental, untuk mendapatkan perspektif baru.

Ringkasan

Tidak ada pekerjaan lain yang menuntut banyak hal seperti menjadi seorang ibu, secara teknis mereka diharuskan untuk siap siaga 24 jam. Oleh karena itu, untuk mengapresiasi ibu-ibu hebat dalam hidup kita, kita semua memiliki peran dalam memperjuangkan kesehatan mental sebagai pondasi pemberdayaan perempuan. Dan kepada semua ibu di luar sana, kami ingin Kamu tahu bahwa Kamu tidak pernah sendirian dan bahwa ketekunan, keberanian, dan cinta Kamu sangat diperhatikan dan dihargai oleh kita semua!

FWD Insurance dan ThoughtFull hadir untuk membantumu!

Kamu mencari bantuan profesional untuk kesehatan mental-mu? Manfaatkan fasilitas tanpa biaya selama 1 bulan* di ThoughtFullChat (disediakan oleh FWD Insurance), yang meliputi:

  • (Contoh: mood trackers, journaling, emotional health assessments, dll)
  • Paket evidence-based learning
  • Bimbingan dengan profesional kesehatan mental selama 1 bulan

Dapatkan uji coba ThoughtFullChat tanpa biaya selama 1 bulan di sini.

*Selama kuota tersedia. Informasi selengkapnya dapat dilihat di www.fwd.co.id/id/mindstrength#guidance-session

Referensi:

Share