Passionate people, minuman apa nih yang biasa kamu konsumsi sebagai teman saat makan? Apakah air putih atau mungkin teh? Yap, mengonsumsi teh panas atau pun teh dingin saat sedang makan memang membuat aktivitas makan terasa lebih nikmat. Namun, sebenarnya boleh gak sih minum teh saat makan?
Sebelum membahas tentang efek minum teh, yuk, cari tahu dulu ada apa saja sih jenis teh yang biasa dikonsumsi:
Teh hitam adalah teh yang melalui proses fermentasi dalam pembuatannya. Teh hitam berasal dari daun teh bagian pucuk yang dilayukan dengan dua kali proses dengan total 12 jam, termasuk dengan memanfaatkan bahan kimia. Setelah itu, dilakukan penyaringan untuk memastikan daun teh yang masuk ke penggilingan telah bersih karena partikel lain (pasir dan lainnya) yang masuk ke penggilingan dapat merusak pisau alat penggiling.
Daun teh yang telah bersih kemudian digiling hingga halus. Proses ini akan membuat sel pada daunnya pecah dan menghasilkan kadar senyawa polifenol semakin banyak. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan fermenting tray dan dalam suhu rendah yaitu 25ºC dengan kelembaban tinggi 90% – 100%.
Setelah proses fermentasi selesai, maka tahap berikutnya adalah pengeringan. Pada proses ini, kadar air pada daun teh hanya tersisa 3-5% saja. Setelah itu, dilakukan proses sortasi untuk memastikan bahwa ukuran partikel teh semuanya telah seragam.
Teh oolong dibuat dengan cara memanen daun teh dan kemudian mengeringkannya di bawah sinar matahari. Teh ini juga melalui proses fermentasi, tetapi sangat sebentar sehingga sering juga disebut teh semi-fermentasi. Proses fermentasi ini membuat teh oolong memiliki warna yang agak gelap dan membuat rasanya terasa cukup kuat.
Proses fermentasi dilakukan setelah daun dijemur selama 1 hari dan kemudian digulung. Saat daun terpapar udara dan berubah warna, daun teh segera dipanaskan untuk menghentikan proses fermentasinya dan kemudian dikeringkan. Daun teh yang digunakan pada teh oolong ini berbeda, yaitu jenis Camellia Sinensis yang berasal dari Tiongkok dan memiliki rasa serta aroma yang ringan.
Teh ini tidak melalui proses fermentasi dalam pembuatannya. Daun teh yang dipilih adalah daun teh segar yang berada pada bagian pucuk, kemudian dijemur di bawah matahari untuk membuat daun ini layu. Setelah itu, barulah daun teh dikeringkan dengan cara dipanaskan untuk menghilangkan 3-4% kandungan airnya.
Proses pengeringan dengan pemanasan ini bisa dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu menggunakan uap panas yang akan menghasilkan warna teh lebih cerah dan rasa yang segar. Cara kedua yaitu dengan oven maupun sangrai yang memiliki warna lebih gelap dan ada sensasi rasa smokey saat dikonsumsi.
Ini merupakan salah satu jenis teh premium yang ada di Indonesia. Untuk menghasilkan teh putih yang berkualitas, daun teh dipetik saat matahari belum terbit, sehingga kesegarannya masih terjaga. Untuk daun teh yang dipetik juga hanyalah bagian kuncup daun muda yang masih ditutupi oleh rambut halus.
Teh putih segera diolah pada hari yang sama dan tidak melalui proses fermentasi, sehingga kadar antioksidan maupun nutrisi lainnya paling tinggi sementara kandungan kafeinnya paling rendah di antara jenis teh lainnya. Prosesnya hanya dilakukan pelayuan dan pengeringan segera setelah daun dipetik, sehingga bentuknya juga masih sangat alami.
Teh adalah salah satu minuman yang mengandung antioksidan, sehingga dianggap mampu menangkal radikal bebas penyebab berbagai jenis penyakit. Tidak hanya itu saja, teh juga mengandung berbagai nutrisi dan mineral lainnya, antara lain:
Selain itu, masih banyak lagi kandungan bermanfaat bagi tubuh di dalam teh. Inilah salah satu alasan mengapa banyak orang yang suka menjadikan teh sebagai minuman untuk dikonsumsi setiap hari.
Namun, beredar kabar bahwa teh tidak baik jika dikonsumsi saat makan karena dapat mencegah penyerapan mineral dan nutrisi tertentu dalam tubuh. Bagaimanakah fakta sebenarnya? Berikut penjelasannya!
Indian Council of Medical Research (ICMR) belum lama ini melakukan perubahan pada dietary guidelines terkait konsumsi teh dan kopi. Berdasarkan perubahan yang dilakukan, teh dan kopi mengandung senyawa tanin yang dapat memengaruhi proses penyerapan zat besi di dalam tubuh. Padahal, zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Gangguan penyerapan zat besi dapat menyebabkan seseorang mengalami anemia.
Sementara untuk pengaruh teh terhadap pencernaan, belum ada penelitian yang benar-benar menguatkan hal tersebut. Bahkan, teh herbal seperti teh mint, teh jahe, dan teh kunyit bisa melancarkan pencernaan dan mengurangi peradangan.
Namun, teh mengandung kafein yang dipercaya dapat memengaruhi produksi asam lambung. Meskipun hal ini masih pro-kontra karena terdapat dua penelitian dengan hasil yang berbeda, tetapi disarankan untuk membatasi konsumsi minuman berkafein, termasuk teh, bagi kamu yang memiliki masalah asam lambung.
Selain itu, ada baiknya jika kamu menghindari konsumsi teh dalam kondisi perut kosong, karena risiko terjadinya masalah penyakit asam lambung akan semakin besar. Untuk kamu yang mengonsumsi teh secara rutin setiap hari juga disarankan untuk menghindari atau setidaknya mengurangi kadar gula dalam teh. Alasannya, kadar gula tersebut dapat meningkatkan risiko kamu terkena diabetes, apalagi kamu mengonsumsi teh sebagai minuman keseharian.
Jika kamu sering mengalami keluhan kurang nyaman setelah minum teh saat makan, ada baiknya juga jika segera menghentikan kebiasaan ini dan segera konsultasikan kondisimu pada dokter. Kamu bisa menggunakan FWD Hospital Care Protection dari FWD Insurance jika membutuhkan perawatan lebih lanjut, seperti rawat inap. Jadi, passionate people bisa fokus pada proses perawatan tanpa khawatir masalah biaya.
Sumber :