Passionate people, kamu pasti sudah sering mendengar istilah farmasi dan juga apoteker. Bahkan, kamu juga mungkin sudah tahu, bahwa keduanya adalah istilah yang berbeda. Namun, sejauh mana kamu mengetahui perbedaan keduanya? Hal ini penting bagi kamu, khususnya yang ingin melanjutkan pendidikan dalam bidang obat-obatan, agar tidak salah memilih jurusan saat kuliah.
Nah, untuk lebih jelasnya langsung saja yuk, kita bahas perbedaan antara farmasi dan apoteker dalam artikel ini!
Farmasi adalah sebuah cabang ilmu yang berkaitan dengan proses produksi, penelitian, pengembangan, pengujian, formulasi, serta pengelolaan obat-obatan. Orang yang profesional di bidang farmasi akan menjadi seorang ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan sebuah obat tertentu. Tidak hanya mengembangkan dan menguji efektivitasnya saja, tetapi juga memastikan bahwa obat-obatan tersebut layak dan aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga: Jangan Salah, Kenali Perbedaan Campak dan Cacar Air
Ada beberapa peran penting farmasi, yaitu:
Profesional farmasi bisa menjadi seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian dan juga pengembangan berbagai jenis obat. Tidak hanya untuk obat yang sudah ada saja, kamu bersama dengan ilmuwan lainnya juga bisa saja menciptakan sebuah obat baru untuk penyakit tertentu yang sedang diteliti.
Seorang profesional farmasi juga berperan dalam mengawasi pengujian klinis untuk memastikan bahwa sebuah obat aman untuk dipasarkan dan dikonsumsi oleh pasien. Tidak hanya itu, pengawasan juga dilakukan saat melakukan pengujian klinis untuk menguji tingkat efektivitas obat tersebut.
Seorang profesional farmasi juga bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan selama obat diproduksi untuk menjamin bahwa produksi dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa obat yang beredar memiliki kualitas yang sama bagusnya dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Profesional farmasi juga bisa melakukan konsultasi kesehatan, tetapi bukan untuk melakukan diagnosis penyakit, melainkan memberikan informasi detail mengenai suatu obat. Dari mulai kandungannya, dosisnya, efek samping, serta kontraindikasi dari obat tersebut.
Baca Juga: Apa Perbedaan Asuransi Jiwa dan Kesehatan?
Untuk menjadi profesional farmasi, kamu harus terlebih dahulu kuliah di jurusan farmasi. Bidang ilmu yang nantinya paling fokus dipelajari semasa kuliah berkaitan dengan ilmu kesehatan, biologi, dan pastinya kimia.
Tidak hanya belajar secara teori saja, kamu juga harus belajar langsung secara praktik melalui berbagai kegiatan praktikum. Selain itu, zat-zat atau senyawa kimia yang harus kamu pelajari juga tidak hanya terbatas pada zat dan senyawa yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan saja, melainkan juga untuk pembuatan kosmetik, makanan, minuman, dan industri lain yang berkaitan dengan kimia.
Setiap universitas memiliki pembagian jurusan yang berbeda, jadi penting bagi kamu untuk benar-benar memahami perbedaan setiap penjurusan di kampusmu sebelum mengambil keputusan. Waktu kuliah yang dibutuhkan pada umumnya adalah sekitar 3,5 hingga 5 tahun dan setelah lulus, kamu akan mendapatkan gelar S. Farm atau Sarjana Farmasi.
Apoteker adalah salah satu profesi yang pastinya sudah kamu kenal selama ini, yaitu profesi yang bertanggung jawab untuk menyiapkan dan meracik obat berdasarkan resep dari dokter. Namun, apa iya hanya itu saja pekerjaannya? Yuk, kenali lebih dalam tentang profesi ini!
Apoteker sebenarnya memiliki beberapa tanggung jawab, yaitu:
Untuk menjadi seorang apoteker, kamu terlebih dahulu harus menyelesaikan kuliah S1 jurusan farmasi dan menjadi Sarjana Farmasi. Setelah itu, barulah kamu bisa mengambil pendidikan keprofesian apoteker. Lama pendidikan keprofesian ini adalah 2 semester atau 1 tahun.
Baca Juga: Pahami Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Meskipun kuliahnya cukup singkat, tetapi untuk bisa lulus kamu harus bisa lulus dalam uji kompetensi yang diadakan oleh universitas. Tidak hanya itu, kamu juga harus menyusun sebuah karya ilmiah sebagai syarat kelulusan. Jika kamu sudah memenuhi kedua persyaratan tersebut, kamu baru bisa lulus dan mengucap sumpah profesi apoteker.
Peluang kerja apoteker cukup luas, karena tidak hanya terbatas di apotek atau apotek rumah sakit saja, tetapi juga di perusahaan farmasi. Tidak hanya itu saja, apoteker juga bisa menjadi seorang ilmuwan yang meneliti obat-obatan karena telah mempelajari dasarnya saat kuliah S1 Farmasi. Status sebagai Sarjana Farmasi juga membuatmu bisa memperluas lapangan pekerjaan ke seluruh industri dan bidang yang membutuhkan Sarjana Farmasi, misalnya industri kosmetik, industri makanan dan minuman, maupun industri lainnya.
Baca Juga: 7 Tips Sukses dalam Rencana Pengembangan Diri
Nah, itulah perbedaan antara farmasi dengan apoteker. Jika kamu memang tertarik dengan ilmu kesehatan dan obat-obatan, maka kamu bisa mengambil jurusan S1 Farmasi terlebih dahulu. Selanjutnya, kamu tinggal menentukan, apakah kamu tertarik untuk melanjutkan ke pendidikan profesi apoteker, atau cukup menjadi Sarjana Farmasi.
Lalu, bagaimana jika tertarik untuk menjadi seorang ilmuwan? Tentunya kamu harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan impianmu. Jika kamu memang tertarik menjadi ilmuwan, maka ada baiknya jika sejak kuliah kamu sudah mulai terlibat dalam berbagai praktikum atau penelitian-penelitian skala kecil.
Selain itu, kamu juga bisa mencari informasi lebih lanjut sejak awal kuliah mengenai tujuanmu, bisa dengan berkonsultasi pada dosen, pihak kampus, maupun seniormu. Hal yang tidak kalah penting, pastikan kamu belajar dengan serius dan terus asah kemampuanmu. Semoga berhasil ya meraih impianmu, passionate people!
Sumber: