8 Tanda Saatnya Mencari Bantuan Profesional

Oleh tim profesional kesehatan mental di ThoughtFull | Jul 28, 2023 | waktu baca 4 mnt
Woman_in_discussion_with_client_in_office_.jpg

Coba saya tebak, kamu pernah berpikir untuk menemui terapis, tapi kamu mengabaikannya lagi. Kamu mungkin mengira masalahnya akan hilang dengan sendirinya. Atau terlalu merepotkan membuat janji temu. Belum lagi membuat dompet kamu terkuras.

Kesibukan kita sehari-hari dapat membuat kesehatan mental kita tertantang prioritasnya. Lagipula, rintangan emosional adalah bagian dari kehidupan dan pada akhirnya kita sering bangkit kembali. Tapi bagaimana dengan saat kita tidak bangkit kembali? Berapa lama kita harus menunggu sampai kita meraih sedikit uluran tangan? Dan bagaimana kita mengidentifikasi kapan tepatnya waktu itu?

Kapan sebaiknya kamu menemui terapis?

2_colleagues_discussing_work.jpg

Terapi tidaklah eksklusif untuk mereka yang didiagnosis dengan penyakit mental. Sebaliknya, hal tersebut adalah sama, Jika tidak lebih bermanfaat saat kamu mengalami perubahan hidup yang baru atau membuat stress. Perubahan emosi, perilaku, dan pikiran kita ini secara langsung memengaruhi kesehatan fisik, kinerja dan hubungan kita. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan mereka dan mencari bantuan sebelum semuanya menjadi tidak terkendali. Berikut adalah beberapa tanda penting bahwa sudah saatnya kamu mencari bantuan profesional:

1) Kesulitan mengatur emosi

Sangatlah normal untuk merasa sedih, cemas, atau marah pada saat-saat tertentu. Namun, perhatikan seberapa sering atau seberapa kuat kamu merasakan emosi ini. Seorang terapis dapat membantumu mengenali apa yang memicu emosi yang kuat dan mengidentifikasi bagaimana kamu biasanya merespons pemicu tersebut.

Misalnya, kemarahan sering menjadi bagian dari presentasi depresi pada pria(1). Namun, depresi mereka sering terabaikan karena temperamen mereka secara salah dilihat sebagai sifat maskulin. Kemarahan yang tidak terkendali juga dapat mencerminkan pengaturan stress atau kecemasan seseorang yang buruk.

2) Produktivitas terganggu

Kesehatan mental yang buruk dapat mengganggu konsentrasi, perhatian, energi, dan memori. Semuanya menguras pemenuhan dan dorongan untuk bekerja atau sekolah(2). Mengawasi kinerja sangat membantu karena penurunan kesejahteraan sering berkorelasi dengan lebih banyak kesalahan dan bahaya di tempat kerja(3)

Misalnya, jika kamu seorang dokter, pengemudi, atau operator mesin, kinerja di bawah standar bisa berisiko bagi diri sendiri dan orang lain. Terapi dapat mencegah kecelakaan ini dengan mengajari kamu cara adaptif untuk mengatur stres dan emosi yang sulit sehingga kamu dapat berkembang dengan aman di tempat kerja.

3) Kesehatan fisik yang buruk

Keadaan mental kita sangat terkait dengan keadaan fisik kita. Itulah mengapa masalah kesehatan mental sering kali berdampak besar pada tidur dan nafsu makan kita(4). Jadi, jika kamu memperhatikan bahwa kamu telah makan atau tidur lebih atau kurang dari biasanya, inilah saatnya untuk menilai situasinya dengan serius.  

Selain itu, masalah psikologis memengaruhi sistem saraf pusat kita(5). Hal ini mengalir lebih jauh ke organ lain yang mendukung endokrin, kekebalan, dan kardiovaskuler kita. Penelitian bahkan telah mengkonfirmasi bahwa kesehatan mental yang buruk bermanifestasi menjadi sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan masuk angin(6). Jadi, jika kamu menderita penyakit fisik yang tidak dapat dijelaskan untuk sementara waktu, konsultasikan dengan ahli kesehatan terlatih. 

4) Hubungan yang tidak stabil

Kita cenderung mengasingkan diri dari orang lain saat kita bersedih. Kecemasan yang berkaitan dengan situasi sosial juga dapat muncul dari masalah keterikatan, ketakutan akan konfrontasi, atau batasan yang buruk. Semuanya dapat berdampak besar pada hubungan kita yang sudah ada dan yang baru.

Terapi dapat membantu kamu untuk menavigasi situasi sosial yang membuat kamu merasa tidak nyaman. Misalnya, terapis memulai dengan mengeksplorasi masalah yang mengganggu hubungan kamu. Kemudian, mereka menyatukan keahlian serta peralatan untuk membantu kamu menetapkan batasan dan gaya komunikasi yang sehat.

5) Trauma, kehilangan, dan kesedihan

Orang yang memiliki riwayat pelecehan, penyakit atau cedera kronis, atau kehilangan yang besar akan sangat diuntungkan oleh terapi untuk memproses tekanan yang menyertai peristiwa ini. Peristiwa traumatis bisa merupakan hal yang besar dan kecil. Baik itu putus cinta, perceraian, atau kematian seseorang yang dicintai, mengatasi situasi ini memang merupakan proses yang menyakitkan. 

Namun demikian, dukungan profesional memungkinkan kamu menjelajahi pengalaman sulit di tempat yang aman dan penuh empati. Seorang terapis juga dapat membantu kamu membingkai ulang peristiwa traumatis dan membantu kamu melepaskan diri dari kendali peristiwa masa lalu kamu. 

6) Kurangnya dorongan dan kesenangan

Perasaan tidak tertarik dan hampa juga dikenal sebagai anhedonia. Dan itu adalah efek samping umum dari depresi dan kesedihan. Tanda lainnya termasuk isolasi, sikap apatis, dan bahkan berharap mereka tidak hidup. 

Jika kamu merasa terlepas dari aktivitas yang biasa kamu nikmati, terapi dapat membantu kamu mengetahui apa yang menyebabkan kekosongan ini dan terhubung kembali dengan apa yang membuat kamu bahagia. 

7) Terlibat dengan zat atau perilaku yang tidak sehat

Beberapa orang beralih ke zat atau perilaku yang membuatnya mati rasa, merangsang, atau mengganggu untuk mengatasi stres emosional. Hal ini termasuk terlalu banyak minum alkohol, obat-obatan, dan bahkan makanan. Bermain video game atau menonton Netflix juga bisa menjadi tidak sehat jika kamu menggunakannya untuk menghindari penyelesaian masalah.

Metode mengatasi masalah ini untuk sementara waktu dapat meredakan emosi tidak nyaman seperti kecemasan, mudah marah, dan pikiran negatif. Namun, hal itu memperburuk perasaan ini dalam jangka panjang, menyebabkan ketergantungan dan penyalahgunaan zat. Oleh karena itu, jika kamu atau orang tersayang mengalami masalah ini, disarankan untuk mencari bantuan profesional sesegera mungkin. 

8) Merasa terhambat atau lambat berkembang

Dari penurunan berat badan, dan pengelolaan uang, hingga tujuan karir, hambatan dalam pengejaran ini tidak dapat dihindari. Untungnya, seorang terapis dapat membantu kamu mengatasi hambatan emosional saat kamu menuju garis finis. Bahkan atlet Olimpiade membutuhkan bantuan profesional untuk mempersiapkan mental menghadapi pertandingan besar. Dan banyak pengusaha sukses memiliki mentor untuk mempersiapkan mereka menghadapi rintangan bisnis yang menantang.

Psikolog ada untuk membantu kamu membangun kejernihan mental, fokus yang lebih baik, dan lebih berorientasi pada tugas. Mereka juga membahas masalah yang berkaitan dengan motivasi, perfeksionisme, dan sindrom penipu. Mendaftar pelatihan profesional dapat sangat meningkatkan kemajuan kamu dan mencegah kamu merasa terhambat.

Ringkasan

Jadi, jika kamu masih ragu apakah akan menemui terapis, itu mungkin merupakan indikator bahwa kamu harus melakukannya. Kamu dapat menenangkan diri dengan sumber daya yang lebih terjangkau seperti program bantuan karyawan dan terapi online, ingatlah bahwa mencari dukungan profesional tidak berarti kamu seburuk itu. Sebaliknya, kamu mengambil lompatan untuk menjadi versi diri kamu yang lebih baik dan lebih sehat!

FWD Insurance dan ThoughtFull hadir untuk membantumu!

Kamu mencari bantuan profesional untuk kesehatan mental-mu? Manfaatkan fasilitas tanpa biaya selama 1 bulan* di ThoughtFullChat (disediakan oleh FWD Insurance), yang meliputi:

  • (Contoh: mood trackers, journaling, emotional health assessments, dll)
  • Paket evidence-based learning
  • Bimbingan dengan profesional kesehatan mental selama 1 bulan

Dapatkan uji coba ThoughtFullChat tanpa biaya selama 1 bulan di sini.

*Selama kuota tersedia. Informasi selengkapnya dapat dilihat di www.fwd.co.id/id/mindstrength#guidance-session

Catatan Kaki:

  1. Depression and Anger: Is There a Connection? 
  2. Depression, Memory Loss, and Concentration - Major Depression Center - Everyday Health  
  3. Mental well-being at the workplace - PMC 
  4. Mental and Emotional Impact of Stress 
  5. The Nervous System and Mental Health 
  6. Life Event, Stress and Illness - PMC 
Share